Taman Situ Lembang asal mulanya merupakan sebuah waduk dari sub-sistem kali Cideng yang dibangun oleh Belanda, sekitar tahun 1926, sebagai penampungan air dari beberapa mata air yang berada di sekitarnya. Pemerintah Kotapraja kemudian menambahkan panggung terbuka yang sekitar tahun 60-an sering dimanfaatkan oleh Ibu Kasur sebagai panggung anak-anak.
Nama Situ, diambil karena terdapat waduk dan Lembang karena letaknya berada di Jalan Lembang. Taman dengan luas 14.700 m2, merupakan salah satu taman tertua di wilayah Jakarta. Pada tahun 1984 Dinas Pertamanan merenovasi taman ini dan melengkapinya dengan empat buah air mancur yang dipenuhi dengan bunga Teratai, serta lapak-Iapak pemancingan. Pada tahun 2002, Situ Lembang kembali di renovasi oleh Dinas Pertamanan, sehingga penataannya lebih bersifat sebagai taman publik, yang dapat dinikmati setiap saat.
Sebagai salah satu ruang terbuka kota, Taman Situ Lembang memiliki keistimewaan tersendiri, yaitu adanya lapak-Iapak pemancingan, sehingga di tengah hiruk pikuknya kota Jakarta, warganya masih dapat memancing. Kondisi ini menjadikan Taman Situ Lembang memiliki fungsi ganda, yaitu selain sebagai lingkungan dalam skala wilayah, sebagai oase kota, sebagai tandon air juga sebagai tempat rekreasi warga Jakarta Pusat khususnya.
Taman Situlembang yang terletak di Jl. Situ lembang, Menteng merupakan taman dengan situ (danau buatan) yang berbentuk oval yang terdapat tanaman teratai berwarna putih dan merah ditengahnya. Taman Situ Lembang dikelilingi rumah-rumah mewah yang berada pada kawasan elite di Menteng, Jakarta Pusat.Disekitar areal taman terdapat tempat duduk yang menghadap kearah situ dan sarana bermain untuk anak-anak. Taman Situ Lembang umumnya dikunjungi warga pada sore hari dan paling ramai dikunjungi pada hari Sabtu dan Minggu.
Aktivitas yang dilakukan warga umumnya seperti jalan sore, memancing, mengobrol dan aktivitas lainnya. Kawasan taman ini sering digunakan sebagai tempat berkumpul beberapa komunitas.