Top Navigation Example 3.0

Gaharu (Aquilaria malaccensis)

Gaharu (Aquilaria malaccensis)

Gaharu (Aquilaria malaccensis)

user image tanaman 2023-11-22 10:39:17

Gaharu (Aquilaria malaccensis)


Pohon gaharu adalah pohon dengan penghasil gaharu berupa aromatik resin atau damar wangi. Sebutan gaharu berasal dari bahasa Melayu yang berarti harum, sedangkan di dunia perdagangan ia dikenal sebagai agarwood, aloeswood, atau eaglewood. Gaharu merupakan salah satu tanaman hutan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, karena kayunya mengandung resin yang harum, digunakan dalam industri wangi-wangian. Resin tersebut terdapat pada bagian kayu yang berwarna kehitaman. Umumnya, gaharu digunakan untuk bahan dasar dalam pembuatan parfum, obat-obatan, kosmetik, serta biasa dijadikan dupa untuk ritual keagamaan.

Gaharu memiliki permukaan batang licin, warna keputihan, kadang beralur dan kayunya agak keras. Memiliki bentuk daun lonjong agak memanjang, panjang 6-8 cm, lebar 3-4 cm, bagian ujung meruncing. Bunga terdapat pada ujung ranting, ketiak daun, berbentuk lancip. Buahnya berbentuk bulat telur yang tertutup rapat oleh rambut-rambut yang berwarna merah. 

Kayu gaharu memiliki bobot yang berat dengan tekstur keras sehingga terlihat sangat kokoh dan kuat. Batang tersebut lalu digunakan sebagai kayu berkualitas tinggi. Aquilaria malaccensis merupakan salah satu spesies penghasil gaharu di Indonesia. Senyawa gaharu terbentuk sebagai respon pertahanan pohon gaharu terhadap berbagai gangguan seperti gangguan fisik, infeksi patogen, atau perlakuan kimiawi. 

Kandungan senyawa yang terdapat pada daun gaharu antara lain flavonoid, glikosida, tanin dan triterpenoid. Karena mempunyai beberapa kandungan senyawa tanaman gaharu memiliki beberapa aktivitas farmakologis seperti antibakteri, antidiabetik, antiinflamasi, antirayap, dan antioksidan.

kayu gaharu ini masuk ke dalam golongan minyak atsiri. Kayu gaharu ini sebenarnya juga mengandung banyak sekali manfaat untuk kesehatan tubuh manusia. Beberapa negara seperti Cina, Korea, Singapura hingga Amerika Serikat mulai mengembangkan kayu gaharu untuk digunakan sebagai obat gangguan ginjal, asma, sakit perut, penghilang stres, dan juga antibiotik untuk penyakit kronis TBC.

Semua bagian dari pohon gaharu dapat dimnafaatkan, tidak hanya resin dan gubalnya saja dari pohon gaharu yang dapat dimanfaatkan, bahkan secara keseluruhan pohon ini dapat bermanfaat. Mulai dari batang, resin hingga daunnya memiliki khasiat. Batang gaharu sendiri dapat diolah menjadi sebuah minyak atsiri. Sementara bagian daunnya dapat diolah menjadi teh herbal yang amat menyimpan beragam khasiat untuk kesehatan tubuh

Ciri-Ciri Pohon Gaharu

Seperti yang dipaparkan sebelumnya, gaharu yang dihasilkan dari aquilaria malaccensis adalah yang terbaik. Maka, untuk membedakan dengan gaharu dari famili thymelaeaceae yang lain berikut ciri-ciri morfologi dari jenis ini.

Gambar batang pohon gaharu.
Batang pohon gaharu jika dilihat dari dekat.

Pohonnya memiliki tinggi yang bisa mencapai 40 meter dengan diameter batang sebesar 40-60 cm. Permukaan batangnya bergaris, licin, berwarna cokelat keputihan, dan kayunya bersifat keras.

Gambar daun gaharu.
Gambar daun gaharu dari dekat.

Daunnya berbentuk lonjong dengan ujung meruncing, memiliki panjang 7 cm dan lebar 4 cm. Permukaan daun mengkilap yang berwarna abu kehijauan, tulang daun sekunder yang berjumlah 12-14 pasang.

Bunganya tumbuh pada ketiak daun dan ujung ranting, berbentuk lancip yang berukuran lebih dari 5 mm, berwarna hijau kekuningan, dan beraroma harum. Sedangkan buahnya menyerupai bentuk bulat telur atau lonjong yang panjangnya mencapai 4 cm, lebar 2,5 cm, serta biji yang tertutup oleh rambut berwarna merah (Taswaya, 2019).

Baca juga: Pohon Kelor: Si Paling Serbaguna dari India (2023)

Klasifikasi Pohon Gaharu

Taksonomi gaharu dari aquilaria malaccensis dapat dilihat pada tabel berikut.

KingdomPlantae
DivisiSpermatophyta
KelasDicotyledoneae
OrdoMyrtales
FamiliThymeleaceae
GenusAquilaria
SpesiesAquilaria Malaccensis
Tabel klasifikasi pohon gaharu

Persebaran, Habitat, dan Status Kelangkaan

Pohon gaharu tersebar secara alami di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Untuk jenis Aquilaria malaccensis daerah persebarannya meliputi India, Burma, Cina, Indonesia, Malaysia, Kamboja, Singapura, Filipina, dan New Guinea. Sedangkan untuk genus gyrinops tersebar di Sri Lanka, kepulauan Sunda kecil, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Secara alami famili thymelaeaceae tumbuh dengan baik pada tanah podsolik dengan struktur tanah liat berpasir, lingkungan dengan kisaran suhu 24-32 derajat celcius, curah hujan 1.000-1.500 mm/tahun, dan kelembapan udara antara 80-90%. Selain itu, ia dapat hidup dengan baik di dataran rendah dengan ketinggian yang tidak lebih dari 400 mdpl.

Dengan nilai jual yang tinggi, laju deforestasi pohon gaharu juga tak kalah tingginya. Sontak saja hal tersebut membuat kelestariannya terancam. Melansir dari IUCN Redlist, status kelangkaannya saat ini adalah Vulnerable (Vu), yaitu status yang menunjukkan risiko rentan dari kepunahan.

Apa Manfaat dari Pohon Gaharu?

Manfaat gaharu sebagai pengharum.
Mengingat baunya yang harum kayu gaharu kerap dijadikan sebagai pengharum ruangan.

Selain terkenal dengan nilai jualnya yang tinggi, nyatanya ia juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Mulai dari bidang kecantikan, kesehatan, hingga keperluan ritus agama. 

Pada dasarnya, gaharu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam bentuk kayu bulatan, bubuk, cacahan, maupun fosil kayu yang masih terkubur. Berikut ini 4 manfaat di antaranya:

1. Bahan baku industri Parfum dan Kosmetik

Sebagai penghasil gubal berupa kayu yang mengandung resin, gaharu memiliki aroma wangi yang khas. Di negara-negara Timur Tengah, gaharu banyak dijadikan sebagai bahan baku untuk industri parfum. Ia sangat diminati untuk dijadikan pengharum tubuh, ruangan, dan bahkan digunakan sebagai aromaterapi di spa-spa kelas.

Selain itu, ia juga digunakan sebagai bahan pengikat harum untuk berbagai produk kosmetika seperti sabun atau sampo. Limbah penyulingan berupa serbuknya juga dapat digunakan sebagai pencuci wajah yang baik untuk memelihara dan menghaluskan kulit.

2. Bahan Pengawet

Selain dijadikan bahan untuk produk kosmetika, kandungan zat antimikroba dan antitoksin dalam gaharu dijadikan masyarakat Cina, Korea, Taiwan, dan Jepang sebagai bahan pengawet berbagai aksesoris. Sedangkan oleh bangsa Mesir Kuno, gaharu digunakan untuk pengawetan mumi.

3. Ritus keagamaan

Dalam ritus beberapa keagamaan seperti Hindu, Budha, dan Konghucu, gaharu berbentuk serbuk dimanfaatkan untuk nantinya dibakar. Aroma khasnya dipercaya dapat menyucikan tempat upacara atau alat peribadatan lainnya. Selain serbuk, kayu gaharu juga digunakan untuk bahan baku pembuatan tasbih.

4. Obat Tradisional

Campuran dari akar, kulit, daun, dan buah pohon gaharu dapat dimanfaatkan sebagai ramuan obat tradisional untuk berbagai keluhan penyakit. Beberapa penyakit yang bisa diatasi oleh gaharu di antaranya adalah:

  • Antiasmatik,
  • Antimikroba,
  • Sebagai stimulan kerja saraf dan pencernaan,
  • Obat untuk sirosis hati, liver, dan limpa,
  • Menyembuhkan luka di lambung,
  • Pengobatan untuk tumor dan kanker,

Di samping itu, gaharu yang telah diolah menjadi minyak atsiri dan dikembangkan sebagai obat herbal berkhasiat untuk menghilangkan stres, rematik, asma, gangguan ginjal, sirosis hati, dan bahan antibiotik TBC (Saparinto, 2014).

Sementara itu, ekstrak daun gaharu yang diolah menjadi minuman teh atau minuman herbal memiliki aktivitas sebagai antiradikal bebas. Hal tersebut karena kandungan di dalamnya yang terdapat senyawa metabolit sekunder flavonoid, tanin, steroid, triterpenoid, dan senyawa glikosida (Nusa, 2020).

Kenapa Gaharu Disebut Pohon Surga?

Selain dijadikan ritus keagamaan oleh agama Hindu, Budha, Kristen, dan lainnya, ternyata gaharu juga memiliki tempat khusus pada kepercayaan umat islam. 

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, bahwasanya dari Abi Hurairah ra, Rasulullah saw. bersabda, “Golongan penghuni surga yang pertama kali masuk surga adalah berbentuk rupa bulan pada malam bulan purnama, nyala pedupaan mereka adalah gaharu.”

Karena itulah, pohon gaharu dipercaya sebagai pohon yang berasal dari surga. Ia juga digunakan sebagai pewangi di sekitar Masjid Nabawi dan Masjidil Haram.

Tak hanya itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh Abdul Halim mengungkapkan beberapa hadis yang menjelaskan bahwa gaharu memiliki khasiat obat. Berdasarkan sabda Rasulullah, penyakit yang dapat diobati di antaranya adalah amandel, dan radang selaput dada (Abdul Halim, 2022).

Cara Budidaya

Perbanyak tanaman gaharu dapat dilakukan dengan cara generatif melalui biji  dan vegetatif menggunakan turus, cangkok, serta kultur jaringan. Berikut tahapan budidaya dengan cara biji anakan:

1. Penyiapan Bibit

  • Pilihlah biji dari buah gaharu yang sudah matang, cuci benih tersebut dan diamkan dalam air yang sudah dicampur 5-10 gram/liter.
  • Buatlah bandengan berpetak seluas 1-2 meter persegi, kedalaman 20 cm, serta terdiri oleh campuran tanah dan pasir dengan perbandingan 1:1.
  • Taburkan benih  di atas bidang bedengan persemaian secara merata, lalu timbun dengan tanah setebal 2 cm.
  • Pastikan persemaian untuk tetap basah dan bebas dari hama/penyakit.
  • Setelah 1-1,5 bulan, benih akan berkecambah dan siap dipindahkan ke polybag.

2. Persiapan Media Tanam

Gaharu tidak memerlukan lahan khusus, ia bisa ditanam baik di lahan subur, atau lahan kritis sekalipun. Namun, buatlah lubang tanam ukuran 50×50 cm, dan beri pupuk  organik/kompos sebanyak 3 kg per lubang. Biarkan selama sebulan sebelum penanaman dilakukan.

3. Penanaman

Idealnya kepadatan tanaman per hektare adalah 400-1.000 tanaman. Karenanya jarak antar lubang tanam sebaiknya dibuat dengan ukuran 3×3 m atau 5×5 m. Setelah itu, letakkan bibit di tengah-tengah lubang tanam dengan posisi tegak. Tutuplah kembali lubang sampai menutup leher akar.

4. Pemeliharaan Tanaman

  • Buatlah pelindung untuk menaungi gaharu agar terhindar dari sinar matahari secara langsung. Pelindung bisa dibuat dengan daun kelapa atau jerami.
  • Berikan pestisida butiran sesuai dosis yang dianjurkan untuk menghindari serangan hama.
  • Pemberian pupuk dilakukan dua kali dalam setahun, yakni saat awal dan menjelang akhir musim penghujan.
  • Penyiangan dilakukan bersamaan dengan waktu pemupukan.

Permintaan pohon gaharu yang begitu tinggi untuk dijadikan bahan baku produk berbagai industri, serta teknik pembuatan yang sulit, membuat tanaman ini rentan akan kepunahan.

Baca juga: Pohon Delima: Taksonomi, Status Kelangkaan, Jenisnya, dan Manfaat (2023)

Oleh sebab itu, kebutuhan akan kayu tersebut sudah seharusnya diimbangi oleh upaya pelestarian untuk mencegahnya dari kepunahan. Jangan sampai, manfaat pohon gaharu hanya bisa dinikmati oleh generasi kita saja.


Sumber : 

https://lindungihutan.com/blog/mengenal-pohon-gaharu-dan-manfaatnya/

https://journal.uhamka.ac.id/index.php/farmasains/article/view/5407/2710

https://www.merdeka.com/trending/7-manfaat-pohon-gaharu-hasil-hutan-harganya-capai-ratusan-juta-kln.html



-

view -
comments -
like -